Rabu, 27 Maret 2013

Ibu dan Anak


Batasi Jam Nonton TV Agar Anak Tak Jadi Nakal Saat Beranjak Dewasa

Jakarta, Sibukkan anak Anda dengan les musik ataupun olahraga karena jika tidak anak akan menghabiskan banyak waktu untuk menonton televisi. Padahal sebuah studi baru mengungkap anak yang menonton TV lebih dari tiga jam dalam sehari lebih berpeluang menjadi anak nakal ketika beranjak dewasa.

Menurut studi ini anak berusia lima tahun yang kebanyakan menonton televisi berisiko tinggi memiliki perilaku antisosial seperti suka bertengkar dan mencuri, bahkan ketika usianya baru mencapai tujuh tahun. Namun tim peneliti dari UK Medical Research Council (MRC) memastikan jika risikonya sangatlah kecil, bahkan risiko itu tak terlihat pada anak yang memilih menghabiskan waktunya dengan bermain komputer atau game elektronik.

Temuan ini senada dengan hasil studi sebelumnya yang menyatakan bahwa anak-anak yang banyak meluangkan waktunya di depan televisi lebih cenderung mengidap gangguan emosi dan perilaku daripada anak yang tidak melakukannya.

Seperti dilansir Daily Mail, Rabu (27/3/2013), kesimpulan itu diperoleh setelah peneliti meminta para ibu dari 11.014 anak yang ambil bagian dalam UK Millenium Cohort Study untuk merekam berapa lama waktu yang dihabiskan anak-anaknya saat menonton televisi dalam sehari (termasuk tayangan video dan DVD) serta bermain game elektronik ketika usianya baru lima tahun.

Setiap ibu juga diminta mengisi sejumlah kuesioner untuk melaporkan perilaku dan gejala emosional anak, apakah anak bermasalah dengan teman-teman sebayanya, gejala hiperaktivitas atau kurangnya perhatian anak dan kemampuan anak untuk bersosialisasi saat anak berusia lima dan tujuh tahun.

Dari situ diketahui pada usia lima tahun, dua pertiga anak menonton televisi selama satu sampai tiga jam setiap harinya dan 15 persen di antaranya sanggup menonton televisi hingga tiga jam lebih. Tapi hanya tiga persen anak yang bermain game elektronik selama tiga jam ke atas.

Yang disayangkan menonton televisi selama tiga jam lebih dalam sehari pada usia lima tahun mendorong peningkatan pada skala masalah perilaku anak sebanyak 0,13 poin lebih besar dibandingkan dengan anak yang menonton TV kurang dari sejam.

Masalah yang ditimbulkan anak antara lain mudah memancing pertengkaran dengan teman-temannya, tidak patuh atau kecenderungan untuk mencuri, namun tidak ditemukan kaitan dengan gangguan lainnya seperti gangguan emosional atau masalah pemusatan perhatian.

Sayangnya studi yang dipublikasikan secara online dalam jurnal Archives of Disease in Childhood ini hanya mendasarkan pengamatannya dari laporan sang ibu, bukannya konten yang dilihat si anak di televisi atau paparan televisi di akhir pekan yang bisa jadi porsinya lebih banyak ketimbang hari-hari lainnya.

"Awalnya kami menemukan bahwa menonton TV lebih dari tiga jam sehari dikaitkan dengan peningkatan masalah pada anak di segala aspek tapi ternyata efek ini bisa hilang ketika kami menyesuaikannya dengan pengaruh dari masalah keluarga lainnya. Dengan kata lain efek menonton TV ini terbilang kecil bila dibandingkan dengan masalah lainnya. Masalahnya kami juga tak memperhitungkan apa yang anak-anak lihat di televisi," terang peneliti Dr. Alison Parkes dari MRC/Chief Scientist Office Social and Public Health Sciences Unit di Glasgow.

"Artinya studi kami menunjukkan bahwa pembatasan jumlah waktu anak di depan televisi sendiri sebenarnya tidak berpengaruh terhadap perkembangan psikososial anak. Hanya saja tetap penting bagi kita untuk memperhatikan pengaruh dari apa yang dilihat anak di televisi dan mendorong tingginya peran orangtua untuk mengawasi anak-anak mereka, termasuk mendiskusikan konten TV dan seberapa lama waktu yang diperbolehkan untuk menonton TV dengan anak-anaknya," pungkas Dr. Parkes.

Tidak ada komentar: